Psikologi Umum Pertemuan Ke-15 : Psikologi Gestalt dan Kognitif

 Psikologi Umum Pertemuan ke-15

 Oleh Ibu Diny Amenike, S.Psi., M.Psi,.Psikolog.

 Selasa, 14 Desember 2021


PSIKOLOGI GESTALT  DAN KOGNITIF



    Pada blog kali ini aku akan membahas dua macam aliran psikologi yaitu Psikologi Gestalt dan Psikologi Kognitif. Pertama kita akan membahas Psikologi Gestalt dulu. Psikologi Gestalt merupakan aliran psikologi yang muncul sebagai bentuk penentangan terhadap aliran strukturalisme, menurut gestalian suatu fenomena bisa dilihat secara keseluruhan, bukan dari elemen-elemennya saja seperti yang dikemukakan Wundt. Psikologi Gestalt berkembang di Jerman dengan ketertarikan khusus pada masalah-masalah penerimaan/persepsi yang melibatkan indera-indera manusia serta penafsirannya.

Ada 3 tokoh psikologi Gestalt :

1) Max Wertheimer (1880-1943) : Dikenal sebagai pendiri psikologi gestalt setelah melakukan eksperimen menggunakan alat yang bernama stroboskop.Wertheimer memiliki ide yaitu bahwa persepsi kita terstruktur sedemikian rupa dan stimulasi sensorik tidak. Maksudnya, persepsi kita berbeda dari sensasi yang menyusunnya. Wertheimer mulai bereksperimen, yaitu dengan mengamati kedipan dua lampu (phi phenomenon) dan dalam artikelnya tentang eksperimental persepsi gerakan.

2) Kurf Koffka (1886-1941) :  Koffka menulis sebuah artikel tentang psikologi Gestalt. Artikel ini menghasilkan asumsi yang keliru dari sebagian besar psikolog AS yang menganggap bahwa para Gestaltists hanya tertarik pada persepsi. Namun sebenarnya selain persepsi, para Gestaltis tertarik pada banyak masalah filosofis serta dalam pembelajaran dan pemikiran. Koffka juga berpendapat mengenai teori belajar, yaitu tentang memory traces, ia berpendapat bahwa sebuah pengalaman yang membekas pasti tersimpan di suatu tempat di otak. 

3) Wolfgang Kohler (1887-1967) : Kohler menemukan Teori Insight in Learning. Ia melakukan pengamatan terhadap tingkah laku pada hewan simpanse. Inti dalam eksperimen ini menurut Kohler, bahwa simpanse tidak kurang dari manusia, yaitu mampu memecahkan masalah sekaligus dengan proses integrasi atau pemahaman. Dan pemahaman ini, yang diperlihatkan oleh simpanse, barulah muncul setelah beberapa saat mencoba memahami masalahnya, dan pada saat itu pula muncul dengan tiba-tiba adanya kejelasan, melihat hubungan-hubungannya, antara unsur satu dengan yang lain.

Adapun beberapa penjelasan penting berkaitan dengan teori gestalt :

1) The Law of Pragnanz : Hukum Pragnanz menegaskan bahwa semua pengalaman kognitif akan cenderung terorganisir, simetris, sederhana, dan teratur, mengingat pola aktivitas otak pada saat tertentu. Hukum pragnanz digunakan sebagai petunjuk prinsip dalam mempelajari persepsi belajar dan ingatan serta 3 hukum tambahan (subsider) yaitu : 

    1. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence) : objek-objek yang mempunyai kemiripan                      (similarity) satu sama lain akan diorganisir ke dalam satu persepsi.

    2. Hukum Kedekatan (Law of Proximity) :  saling berdekatan dalam waktu atau tempat                 cenderung dianggap sebagai suatu totalitas

    3. Hukum Ketertutupan (Law of Closure) : tendensi untuk melengkapi atau mengisi                             pengalaman-pengalaman yang tidak lengkap agar menjadi lebih berarti. 

2) Perceptual Constancies : cara kita menanggapi objek seolah-olah mereka sama, meskipun rangsangan aktual yang diterima indra kita mungkin sangat bervariasi. Kaum empiris menjelaskan kekonstanan persepsi sebagai hasil belajar. Alasan kita mengalami suatu objek sebagai hal yang sama dalam berbagai kondisi adalah karena hubungan antara objek itu dan objek lain tetap sama. Karena hubungan ini sama, bidang aktivitas otak juga sama, dan karena itu pengalaman mental (persepsi) adalah sama.

3) Perceptual Gestalten : 

  • The Figure - Ground Relationship : bentuk dan background dapat diubah dengan cara kita mengalihkan perhatian
  • Gestalt Principles Of Perceptual Organization : Gestaltists menggambarkan prinsip-prinsip yang elemen persepsi diatur ke dalam konfigurasi. Misalnya, rangsangan yang memiliki kesinambungan satu sama lain akan dialami sebagai unit persepsi.

4) Subjective and Objective Reality : Otak bertindak berdasarkan informasi sensorik dan mengaturnya kedalam konfigurasi, apa yang kita sadari, dan karena itu kita bertindak sesuai dengannya pada saat tertentu yang merupakan produk otak daripada dunia fisik

Penjelasan Gestalt mengenai Pembelajaran
1) Cognitive Trial and Error : aktivitas otak cenderung menuju keseimbangan, atau ekuilibrium, sesuai dengan hukum Prägnanz. Dan menurut Gestaltists, keberadaan masalah adalah salah satu pengaruh yang mengganggu hal tersebut.
2) Insighful Learning : Menurut Gestaltists, pembelajaran berwawasan jauh lebih diinginkan daripada pembelajaran yang dicapai baik melalui menghafal atau trial and error perilaku. Hergenhahn dan Olson (2005) meringkas kesimpulan yang dicapai Gestaltist tentang pembelajaran yang berwawasan luas Pembelajaran berwawasan biasanya dianggap memiliki empat karakteristik: (1) transisi dari resolusi ke solusi terjadi secara tiba-tiba dan lengkap; (2) kinerja berdasarkan solusi yang diperoleh dengan wawasan biasanya mulus dan bebas dari kesalahan; (3) solusi untuk masalah yang diperoleh melalui wawasan dipertahankan untuk waktu yang cukup lama; (4) prinsip yang diperoleh melalui wawasan mudah diterapkan pada masalah lain.
3) Transposition : Organisme mempelajari prinsip atau hubungan, dan ketika menghadapi situasi yang sama prinsip tersebut bisa diaplikasikan.
4) Productive Thinking : pemikiran produktif didasarkan pada pengalaman pribadi, eksperimen, dan wawancara dengan individu-individu yang dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat baik.
5) Memory : Meskipun Gestaltist menekankan kecenderungan energi di otak untuk mengatur dirinya sendiri ke dalam pola sederhana dan simetris dalam catatan pembelajaran dan persepsi mereka, mereka tidak menyangkal pentingnya pengalaman

Teori Lewin 
--> persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh bentuj keseluruhan atau sifat stimulus, tetapi ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam psychology field (lapangan psikologi). Lapangan psikologi ini terdiri dari stimulus luar ataupun dalam (motivasi) individu. Salah satu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori konflik :  
  • Konflik mendekat-mendekat (approach-approach)
  • Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avidance)
  • Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance)

    Selanjutnya kita akan membahas mengenai Psikologi Kognitif. Psikologi kognitif melibatkan kognitif seseorang dan memiliki beberapa subtopik seperti memory, concept formation, attention, reasoning, problem solving, mental imagery, judgement, dan language. Pada psikologi kognitif inijuga membahas mengenai Artificial Intelligence (AI). Psikologi kognitif juga mengasumsikan adanya cognitive events yang menjadi hasil dari aktivitas otak, sehingga dapat kita katakan kalau tubuh sebagai otak sehingga terciptalah brain-mind relationship. 


Sekian blog aku mengenai Psikologi Gestalt dan Psikologi Kognitif, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kesalahan, Terimakasih😊






Vhadilla Yudha Deshinta (2110321013)
Psikologi Kelas A
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Umum Pertemuan ke-3 : Pengantar Proses dan Fungsi Mental